Wednesday, January 31, 2018

FAMILY PROJECT: Sarana efektif untuk meningkatkan kecerdasan si buah hati


Allah tidak akan mengubah keadaan saya, anak dan keluarga kalau saya tidak berubah. Berubah menjadi lebih baik, dan saya percaya bahwa segalanya akan menjadi lebih baik, biidznillaah. Belajar di Bunda Sayang asuhan Bunda Septi Peni Wulandani membuat saya tak sadar namun akhirnya merasakan bahwa menjadi orang tua bukan sekedar mengandung, melahirkan, membesarkan, memberi makan, menyekolahkan dan akhirnya mereka menikah. Selesai. NO. No, at all. Menjadi orang tua berarti mendapatkan amanah besar dan kita akan dimintai pertanggungjawaban atas amanah (tanggung jawab) tersebut. Menjadi orang tua menuntut kita mengajarkan tauhid, adab, aqidah, dan ilmu lain agar anak kembali ke Sang Pemiliknya dengan fitrahnya sebagai abdi Allah yang pantas kembali ke surgaNya.

Program Bunda Sayang Institut Ibu Profesional terdiri dari beberapa level game. Di level ketiga ini, saya belajar mengenai kecerdasan anak. Kecerdasan anak tidak hanya sekedar diperoleh dengan dikirim ke sekolah, dan that’s it, selesai tugas kita. Tidak, wahai Bunda. Tugas kita sebagai orang tua tidak sesederhana itu. Tugas meningkatkan kecerdasan anak membutuhkan keterlibatan seluruh anggota keluarga, membutuhkan kerjasama dan kebersamaan serta kekompakan. Di sini tentu saja sangat penting untuk membangun komunikasi yang sehat antar anggota keluarga. Itulah sebabnya, saat kita menargetkan sesuatu untuk suatu kecerdasan atau keahlian anak, lebih baik bila kita melakukan sebuah family project. Family project dapat menghasilkan efek yang sangat signifikan dalam meningkatkan keterampilan dan kecerdasan anak, dibanding billa kita hanya melakukan konsep “tell and order”. Mengapa kita tidak melakukan konsep “Let’s do it”. Kenapa? Let’s do it akan menghasilkan pembelajaran sesuatu dan anak secara sadar mempelajarinya. Bukan melakukan sesuatu hanya karena tugas atau keterpaksaan. Konsep Fun Learning, learning by doing, active learning, bukan hanya sekedar lecturing akan memberikan pemahaman dan pengalaman belajar yang tidak hanya mengasyikkan namun juga berkesan di hati anak.


Mengapa family project bisa meningkatkan kecerdasan? Karena kegiatan yang terkelola dan terkonsep dengan baik akan menghasilkan proyek yang bisa menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan sukses dibanding tanpa disusun menjadi proyek.

Mengajarkan segala hal yang menjadi preferensi anak menjadi konsep family target saya. Apa saja sih family project yang saya lakukan bersama anak saya? Ini dia:












Waah, kok banyak ya. Karena ini family project harian. Kesibukan anak yang sekolah dari pagi full sampai sore bahkan malam karena lanjut taekwondo membuat family project yang dilakukan yang bisa dilakukan dalam waktu singkat namun ilmu yang diperoleh banyak dan berkesan lama. Family project bisa meningkatkan kecerdasan meski hanya satu kegiatan yang dilakukan. Kecerdasan apa sih yang diperoleh? Baik, mari kita bahas satu persatu.


1. KULINER : KECERDASAN EMOSIONAL, INDERA PERASA, KECERDASAN INTELEKTUAL
Untuk kegiatan kuliner, target jangka panjang adalah anak bisa menjadi chef terbaik bagi anak dan suaminya kelak. Selain itu, taste dan kreatifitas anak saya di bidang kuliner yang melampaui kemampuan saya sebagai ibunya membuat saya yakin bahwa keahlian anak bisa menjadi sumber kemandirian finansial dia kelak. Membuka bisnis kafe bermenu kreasi minuman dan steak kesukaannya. Kecerdasan emosional dalam memasak bisa diperoleh dari kesabaran dalam proses hingga jadi, kecerdasan indera perasa, kecerdasan intelektual dalam meracik bumbu dan komposisi yang memerlukan pemikiran perbandingan jumlah takaran dan seterusnya. Kenapa saya katakan ini bisa meningkatkan kecerdasan? Karena saya hanya share cara dan resep, dan anak yang mengeksekusi. Sehingga apa yang dia pelajari benar – benar membekas di memori otaknya dengan baik.
Proyek apa saja yang kami lakukan? Kami membuat cha jamur dan mendoan tahu tempe di hari pertama, membuat makaroni schotel dan membuat steak ayam tepung. Untuk cha jamur dan mendoan sepertinya kurang sukses karena anak tidak terlalu excited untuk membuatnya lagi sendiri. Kalau menghabiskan mau katanya. Wkwkwkwk. Proyek makaroni schotel dan steak berhasil dengan gemilang, terbukti dari pengulangan kegiatan meski saya tidak menyuruh. Singkat cerita saya sibuk membuat nilai, eh ternyata lauk di rumah kurang cocok. Apa yang dia lakukan? Membuat saus steak sendiri, menggoreng nugget sendiri. Kemudian sausnya disiramkan di atas nugget gorengnya. Taraaaa, jadilah steak nugget. Dan semua dilakukan sendiri tanpa saya membantunya secuilpun. Sukses, alhamdulillah. Bagaimana dengan makaroni schotel? Hampir tiap hari dia minta bikin. Saya bilang bikin saja sendiri, ada makaroni ada keju telur dan corned beef. Namun karena dia masih takut dalam kegiatan mengoven makanya agak berkurang minatnya. Hehe.


Dari kegiatan family project di bidang kuliner inilah, tampak kecerdasan emosional anak terpupuk dengan baik. Hal ini tampak dari kecerdasan emosinya yang ditandai dengan antara lain: munculnya kesadaran diri penuh anak-anak, makin mengenal emosi, emosi anak tampak terkelola dengan baik saat harus sabar dalam mengkreasi makanan atau minuman dan membuat ia mampu mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain


2. SENI

Family project di bidang seni memfokuskan bakat dan hobby Evelyne, anak saya, di bidang menggambar. Qodarullah, komunitas Ibu Profesional semarang sedang punya acara besar Family day Out Go Adventure with Supermoms dan berencana membuat kanvas berisi stempel jempol dari pohon ranting yang akan dikirim ke Bunda Septi, guru kami. Akhirnya, saya kebagian sampur selaku sie perlengkapan. Karena anak saya bisa menggambar, ya biar dia saja lah yang menggambar. Family project ini pun berhasil dengan penuh suka cita karena anak seperti ketemu dengan mainannya. Kecerdasan ayng dipelajari antara lain pengenalan barbagai macam teksture dan sifat pensil, mengenal sensasi menggambar di kanvas, meluapkan emosi dalam guratan pensil dengan style menggambar yang berbeda dari kebiasaan anak yang sukanya menggambar ala – ala komik manga. Saat ini dia sekarang sudah amat sangat jauh dari gadget karena sibuk menggambar dan membuat sketsa. Dulu biasanya menggambar hanya komik dan komik dengan berbagai karakter, sekarang sudah mulai merambah sketsa desain baju atau stelan pakaian. Baguslah nak, semakin berkembang, biar ke depan juga bisa jadi desainer. Oh ya, ada perkembangan baru lagi. Eve sekarang di gadgetnya berisi aplikasi edit foto dan draw. 15 aplikasi isinya berkaitan dengan menggambar.




Family project dan kecerdasan intelektual dapat diketahui dengan melihat apakah rasa ingin tahu anak thd sst semakin tinggi? Apakah kreativitas dan daya imajinasinya mjd semakin besar? Apakah muncul gairah belajar dan inovasi baru yg anak – anak dapatkan selama menjalankan famiy project? Bagaimana anak-anak menyikapi pengetahuan baru, pengalaman baru yang mereka dapatkan selama menjalankan FP? Dan Apakah anak-anak menemukan gairah utk selalu berkarya dan menemukan hal baru demi kehidupan mereka yang lebih baik. Bila banyak jawaban positif diperoleh dari family project yang dilakukan, maka family project tersebut sukses. 


3. FINANSIAL


Usia Eve yang sudah di atas 10 tahun membuat saya harus membuat family project yang bisa meningkatkan kecerdasan dan kemandirian finansialnya. Ini penting sebagai bekal dia dalam menghadapi tantangan kehidupan di masa depan. Family project yang kita lakukan bersama adalah berjualan sticker glow in the dark dan pop socket (asesoris hp). Mencatat jumlah barang yang dibawa ke kelas, mencatat modal, mencatat jumlah barang yang laku dan mencatat laba meningkatkan kecerdasan finansialnya. Perlunya ketelitian dan kesabaran dalam pembukuan membuat dia paham bahwa bisnis tidak sekedar jual dan memperoleh untung. Namun bisnis adalah bagaimana mengembangkan modal usaha agar bisa memberi kemanfaatan lebih. Membawa barang jualan ke sekolah, menawarkan dagangan ke teman sekolah dan teman latihan taekwondo, menawarkan dagangan via media sosial mengajarkan anak untuk berani menghadapi tantangan, seperti malu, gengsi, maupun hal yang mungkin akan menjatuhkan mentalnya.



Sukses? Iya dong, dari beberapa indikator antara lain: kemampuan Self control anak yang meningkat, bagaimana reaksinya terhadap kenyataan saat barang belum laku atau pembeli yang php, pembelajaran membangun konsisten dan komitmen terhadap kesepakatan bisnis antara saya dan dia, Inisiatif dan kemampuan menanggung resiko diejek atau dibully teman-temannya karena jualan berhasil ia kalahkan, dan dia santai saja, serta tetap berusaha dan mudah putus asa saat barang belum laku. Indikasi ini menunjukkan bahwa kecerdasan anak dalam menghadapi tantangan berhasil dicapai dengan family project yang kita lakukan

4. TAUHID

Sebagai insan ciptaan Allah, hamba Allah yang ditugaskan di bumi untuk mengabdi hanya padaNya anak seusia dia sedang dalam tahap banyak pertanyaan mengenai kenapa harus sholat, kenapa harus mengaji, kenapa ada surga dan neraka, kenapa diciptakan dan seterusnya. Namun family project yang kami lakukan adalah tentang LGBT dan diskusi seru tentang kiamat dan tanda akhir zaman. Kenapa? Fenomena LGBT sudah sangat meresahkan Indonesia dan dunia, yang merupakan salah satu tanda akhir zaman juga. Keadaan dunia juga semakin tampak kacau balau, muslim kian tertindas, negeri syam kian menggelegak, ini juga salah satu tanda kiamat kian dekat. Topic LGBT dipilih sebagai bahan diskusi family project karena kekinian dan sedang merebak serta meresahkan kami, para orang tua yang khawatir akan anak – anak yang sedang dalam masa pubertas. Selain itu, topic ini juga memiliki benang merah dengan tanda akhir zaman. Dan yang lebih penting lagi, anak yang menanyakan. Jadi tugas saya sebagai ibunya yang wajib menjelaskan sampai dia paham.


Apakah kegiatan ini bisa meningkatkan kecerdasan spiritualnya? Lihat saja bagaimana reaksinya? Dari indikator – indikator antara lain: anak makin mengenal ciptaan Allah dan menyayangi sesama (makin mengenal fitrahnya sebagai perempuan), makin melihat diri dan keluarga sebagai ciptaan yang unik (tidak apatis dan kurang pede lagi dengan dirinya), anak makin bersyukur (diciptakan sempurna, cantik, lahir di keluarga muslim dan menjadi muslim), makin ridho dan konsisten menjalankan ibadah (sholat tepat waktu, ngaji dan murojaah), makin tunduk dan taat pada kehendak pencipta (melihat tanda – tanda alam sebagai tanda kebesaranNya), makin bergairah menebar manfaat (ikhlas sedekah dan suka membantu temannya), berani mengaku salah dan belajar dari kesalahan (jujur), dan terlihat kemandiriannya (makin peka dengan pekerjaan di rumah)

Dari berbagai kegiatan family project yang telah kami, saya dan anak saya lakukan bersama, saya, sebagai seorang ibu, meyakini bahwa family project bisa meningkatkan kecerdasan dengan berbagai pelajaran hidup di dalamnya, antara lain: komunikasi, kerja sama, pengambilan keputusan, kemandirian, dan kebahagiaan atas kebersamaan keluarga. Dengan melakukan family project saya merasakan hubungan antara saya, suami dan anak semakin dekat sebagai tim. Tidak lagi sekedar ayah, ibu dan anak. Namun, lebih dari itu. Mendiskusikan banyak hal, memecahkan masalah bersama, pembagian tugas, mengambil keputusan bersama sekarang menjadi kegiatan yang selalu dilakukan untuk masalah atau hal apapun. Ke depan, kami sudah menyusun family project untuk melakukan kegiatan English Camp di Pare, Kediri. Melakukan kegiatan Amati, Tiru dan Modifikasi di sana untuk berusaha membangun komunitas yang sama di lingkungan tempat tinggal kami. Family project apalagi yang ingin dilakukan? Membuat bisnis keluarga di mana semua orang terlibat dan menjadi passive income kami. Insya Allah, one day.

Naaah, banyak kan manfaat dari family project. Mau lebih detail? Berikut ini beberapa manfaat family project dalam keluarga:


Bila kita sudah melakukan family project, lalu bagaimana cara mengembangkan family project kita ke level yang semakin besar dan kompleks? Family project akan semakin membesar dan berkembang tingkat kompleksitasnya bila dua hal ini dilakukan. Apa saja? Komunikasi dan konsistensi. Komunikasi di sini ada dua, yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Seperti apa sih komunikasi internal dan eksternal itu? Komunikasi internal memerlukan dua hal penting, yaitu: media dan konten. Media apa yang kita gunakan dalam komunikasi? Yang paling tepat adalah family forum. Di sini keluarga perlu berbicara bersama untuk membicarakan sebuah proyek bersama. Lalu, apa kontennya? Konten dalam komunikasi harus hal – hal yang bersifat apresiasif, bukan hal – hal yang evaluatif atau menjudge. Mengapa tidak boleh? Family project dimaksudkan untuk melatih dan meningkatkan kecerdasan, bukan sekedar berhasil atau tidak, benar atau tidak. Jadi, proses lebih dipentingkan dibanding hasil. Karena anak juga memperoleh ilmu dari proses itu sendiri. Gunakan kalimat – kalimat yang membutuhkan banyak jawaban, seperti bagaimana pengalaman proyek kita? apakah ada kejadian menarik saat kita melakukan proyek? Enaknya proyek apa lagi ya yang akan kita lakukan bersama? Libatkan anggota keluarga semua dalam family forum, insya Allah efeknya akan lebih baik. Bagaimana dengan komunikasi eksternal? Apa yang harus kita lakukan? Komunikasi eksternal dapat dilakukan dengan kegiatan pengamatan saat anak sedang melakukan family project, libatkan diri saat anak melakukan family project dan tulislah kegiatan tersebut sebagai bahan audit dan evaluasi kita sebagai orang tua atas kegiatan family project tersebut.




Selain komunikasi, konsistensi dan keteguhan hati orang tua juga sangat dibutuhkan dalam membersamai anak untuk bersama – sama melakukan family project. Kenappa harus konsisten? Dengan konsistensi maka akan dicapai berbagai hal antara lain: nilai utama keluarga (visi misi), kebahagiaan keluarga (kedekatan dan kenyamanan), keunikan (setiap keluarga pasti memiliki target family project sesuai dengan rpeferensi keluarga tersebut), dan alasan mengapa keluarga harus selalu melakukan family project.








Sejalan dengan titah Yang Kuasa, bila kita mau perubahan, maka kita harus berubah. Bukan berubah ala – ala power rangers “Berubah” kemudian jreng – jreeeeng sudah berganti. Perubahan memang tidak bisa dilakukan serta merta, semua berproses, kita juga belajar dari perubahan yang kita lakukan itu, karena sejatinya hidup itu terus belajar, tanpa henti. Bila kita tak mau berubah, niscaya perubahan adalah sesuatu yang nisbi yang tak mungkin kita raih.



16 comments:

  1. Luar biasa mbak telaten banget. Tulisannya mantap..

    ReplyDelete
  2. Terimakasih sudah berbagi.family project untuk anak usia yang lebih besar ternyata semakin seru.

    ReplyDelete
  3. Mulai dari hal kecil... Mulai dari sekarang... Noted 😊👍

    ReplyDelete
  4. Subhanallah, beruntung sekali saya bisa bergabung IIP dan mengenal sosok ibu yang keren².

    ReplyDelete
  5. kegiatannya seru ya mbak. ditunggu tulisan tips sukses family projectnya.biar makin banyak ilmu yang saya contoh 😊

    ReplyDelete
  6. Lengkap dan detail banget mbak. Beberapa bisa di ATM nih. Trimakasih inspirasinya mbak.

    ReplyDelete
  7. Tugas menjadi orangtua tidak sesederhana memasukkan anak ke sekolah.

    Ada tantangan tersendiri ya mbak saat membuat family project dgn anak yg sdh diatas 10 thn.

    ReplyDelete
  8. Semua aspek perkembangan anak diasah ya Mba. Mulai dari memasak yang melibatkan kecerdasan intelektual dan emosional, lalu seni, kecerdasan finansial, dan tidak lupa yang paling penting adalah tauhid. Ananda yang sudah berusia 10 tahun pun lebih tereksplor lagi skill dan pemahamannya melalui project-project ini ya Mba.
    Oya Mba, bila boleh memberikan masukan. Di beberapa gambar, tulisannya kurang bisa terbaca Mba. Mungkin bisa dibesarkan mba ukuran hurufnya :D

    ReplyDelete
  9. Masya Allah lengkap mba cerita family projectnya dan menjadi inspirasi kelak jika anak sudah usia 10 ke atas.. terimakasih mba atas ceritanya :)

    ReplyDelete
  10. MasyaAllah... Family projectnya menginspirasi bunda... Tabarokalloh, semoga senantiasa Allah mudahkan dalam stala urusan. Aamiin

    ReplyDelete
  11. Keren bangeeeet bu dosen. Tulisannya ciamik deh. Barakallah mbak Evelyn..

    ReplyDelete
  12. luar biasa... seru ya melejitkan kecerdasan dengan anak yang lebh besar...

    ReplyDelete
  13. Wah keren mbak ide - idenya, dari hal yang mudah dilakukan dijadikan project untuk mengasah kecerdasan anak baik intelektual, emosional, spiritual juga financial. Ini pasti menyenangkan buat buah hatinya. Semoga sukses ya..

    ReplyDelete
  14. wah ternyata bu vanny blogger juga eae������

    keren tulisanya sudah oke

    ReplyDelete
  15. Terimakasih ide ide cemerlangnya 😍🤗😘

    ReplyDelete